Minggu, 03 Mei 2015

Museum Keprajuritan

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Sebelum kedaulatan di dapatkan oleh republik ini banyak proses perjuangan telah yang telah terjadi yang kini biasa disebut sejarah. Perjuangan terjadi di setiap masing-masing daerah. Rakyat yang berjuang merasakan pengorbanan  penghianatan, strategi dalam perang dan masih banyak lagi hal-hal terjadi. Semua kejadian itu atas dasar untuk mendapatkan kemerdekaan. Masa dimana semua rakyat saling menjaga, membantu, dan berjuang bersama. Dari ujung barat sampai ujung timur di negara ini bergerak bersama atas dasar melindungi bumi pertiwi. 
Tapi malang di masa yang semakin modern ini, banyak orang yang lupa dan tidak tahu karna rasa nasionalisme pada masing-masing diri rakyat sudah mulai pudar dengan adanya globalisasi. Dengan semua kisah perjuangan para pejuang kita dulu. Banyak yang tidak mempedulikannya karena sudah tergerus oleh jaman. Sehingga banyak orang yang tidak mempertahankan apa yang dulu telah diperjuangkan oleh bangsa di seluruh negeri ini.
Sehingga pada kesempatan kali ini kami menuliskan salah satu tempat penyimpanan sisa-sisa bukti sejarah, agar dapat membantu mengetahui dan mengingat semua hal yang telah dilupakan oleh hampir semua kalangan. Hampir semua orang berjuang untuk mendapatkan semboyan merdeka. Pada tulisan kali ini Kami ingin menimbulkan kembali semangat Nasionalisme akan Bangsa ini, rasa persaudaraan sesama bangsa dan cinta tanah air.
Pemerintah telah membuat sarana dimana kita dapat mempelajari semua itu. Sebuah tempat yang mudah dikunjungi. Museum tempat dimana kita dapat mempelajari sejarah. Tempat dimana kita mendapatkan ilmu, tempat dimana kita dapat mengetahui perjuangan para pejuang. 
Taman Mini Indonesia Indah, adalah salah satu tempat dimana banyak museum yang bertemakan Nasionalisme berada. Tempat yang mudah dikunjungi karena berada di tengah kota. Museum Pertahanan Indonesia adalah tempat yang kami kunjungi untuk belajar tentang sejarah dan mengetahui tentang nasionalisme. tempat yang menyimpan banyak bukti perjuangan setiap daerah untuk melindungi wilayahnya dari serangan para Penjajah yang ingin mengusasai hasil bumi pertiwi.
Untuk mengenagkan kembali dan membangkitkan ingatan kita terhadap jasa pahlawan dan para prajurit yang telah memperjuangkan kemerdekaan negara kita, kami membawa pada sebuah museum yang terletak pada komplek museum Taman Mini Indonesia Indah. Untuk lebih jelasnya mari kita membahas terlebih dahulu bagaimana sejarah museum ini.
Di jalur luar bagian selatan Taman Mini Indonesia Indah terdapat sebuah bangunan megah Museum Keprajuritan Indonesia berbentuk benteng bersegi lima yang dikelilingi perairan. Perairan sekeliling benteng ini menggambarkan negara kepulauan dengan doktrin Wawasan Nusantara. Misinya adalah melestarikan bukti dan rekaman sejarah perjuangan bangsa pada masa-masa perjuangan sejak abad ketujuh sampai abad kesembilanbelas. Oleh karena itu setiap segi bangunan dan benda yang ditampilkan memiliki makna perlambang

Keprajuritan selama ini identik dengan sifat-sifat yang berhubungan dengan prajurit yang gagah berani dan berjiwa pahlawan. Keberanian prajurit dalam berperang di medan perang ini pula yang menjadi landasan dibangunnya Museum Keprajuritan yang berbentuk sebuah benteng persegi lima dikawasan Taman Mini Indonesia Indah Jakarta. 
Museum ini memiliki 5 menara pengintai, Museum Keprajuritan merupakan salah satu museum di Indonesia yang memiliki desain unik. Menggunakan lahan seluas 4 hektar, Museum Keprajuritan dibangun dengan tujuan memperkenalkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang mulia. Selain itu, benteng besar dan megah bergaya klasik abad ke-16 ini dibangun untuk menjadi museum yang melambangkan betapa kokoh dan kuatnya pertahanan bangsa Indonesia. 

Museum ini memiliki luas bangunan mencapai 7000 meter persegi, benteng di museum ini memiliki lima menara dan gerbang pintu yang memiliki makna tersendiri. Lima menara atau biasa disebut bastion terdapat di setiap sudut bangunan benteng. Kelima menara ini memiliki arti kewaspadaan nasional demi dan untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
Gerbang utama berbentuk model bangunan abad keenambelas, mencerminkan sifat keterbukaan dan keramahtamahan rakyat Indonesia. Di setiap sudut bangunan terdapat menara pengintai atau bastion, menyiratkan kewaspadaan nasional. Dua kapal tradisional—yaitu kapal Banten dan kapal Pinisi dari Sulawesi Selatan—bersandar di danau, melambangkan kekuatan maritim dari barat sampai ke timur.
Penyajian pameran dalam bentuk diorama, fragmen patung, dan relief, baik bagian luar maupun bagian dalam. Pameran bagian luar berupa paduan relief yang menyatu ke dinding gedung bagian luar, meliputi 19 adegan kisah panjang perjuangan bangsa dari abad VII sampai abad XIX, antara lain sewaktu Raden Wijaya mengusir tentara Cina tahun 1292, pertempuran di Benteng Sao Paolo tahun 1575 di Maluku dan Sultan Ageng menyerang Kastel Batavia tahun 1628. 

Ruang pamer bagian dalam menyajikan 14 diorama yang menggambarkan cerita perlawanan terhadap penjajah untuk mempertahankan tanah air. Juga terdapat tiruan senjata, meriam, pakaian perang, panji-panji, formasi tempur serta boneka peraga yang mengenakan busana prajurit tradisional. Di samping itu juga dipamerkan 23 patung pahlawan dari perunggu berukuran 1¼ kali besar manusia yang ditempatkan mengelilingi panggung di dalam gedung, di antaranya Gajah Mada, Cut Nyak Dien, dan Pattimura.

Setiap bulan Oktober, dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda, museum menyelenggarakan kegiatan pawai prajurit tradisional yang diikuti oleh berbagai daerah provinsi di Indonesia. Panggung terbuka yang dimiliki dapat digunakan untuk pentas musik atau kegiatan lain baik siang maupun malam hari.
Tujuan dibangunnya museum ini, adalah sebagai tempat melestarikan serta memberikan rekam jejak sejarah perjuangan Bangsa Indonesia sejak abad ke-7 hingga abad ke-19. Museum ini merupakan salah satu museum edukasi bangsa, yang dapat memberikan informasi khususnya bagi generasi muda Indonesia agar lebih menghargai perjuangan para pendahulu untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Setiap bangunan di Museum Keprajuritan Indonesia ini memiliki perlambang dan makana. Dimana bangunan-bangunan di museum ini antara lain :
Gerbang Utama, merupakan gerbang dengan model abad ke-16 yang memiliki artian bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki keramahtamahan serta keterbukaan.
Menara pengintai atau Bastion yang terdapat di setiap sudut bangunan benteng yang memiliki arti kewaspadaan nasional demi dan untuk keutuhan Negara Republik Indonesia.
Dua Kapal tradisional yang terdiri dari Kapal Banten dan Kapal Pinisi dari Sulawesi Selatan yang berarti Indonesia memiliki kekuatan maritim yang kuat dan tersebar mulai dari ujung barat hingga ke timur wilayah Indonesia.
Museum ini memamerkan materi-materi pameran seperti diorama, fragmen patung, relief-relief yang menggambarkan perjuangan bangsa termasuk 19 (sembilan belas) adegan perjuangan bangsa sejak abad ke-7 hingga ke-19. Beberapa relief tersebut antara lain :
Relief Raden Wijaya ketika mengusir tentara China pada tahun 1292, dimana Raden Wijaya adalah pendiri sekaligus cikal bakal dari Kerajaan Majapahit yang nantinya akan terkenal dan berhasil menyatukan nusantara melalui Maha Patih Gajah Mada.
Relief pertempuran di Benteng Sao Paolo tahun 1575 yang terjadi di Maluku, dimana menjadi salah satu peristiwa heroik Bangsa Indonesia dalam rangka mempertahankan dan merebut kemerdekaan dari Bangsa Kolonial.
Relief pertempuran di Kota Batavia pada tahun 1628. Dimana kala itu, Sultan Agung sebagai Raja Kerajaan Mataram menyerang Kasteel Batavia yang kala itu menjadi pusat pemerintahan dari Penjajah Belanda.
Terdapat juga Ruang Pamer yang terdapat di bagian dalam museum yang menampilkan 14 (empat belas) diorama perjuangan. Ditampilkan juga replika dari senjata, meriam, pakaian perang, panji-panji pertempuran, formasi tempur dan busana prajurit tradisional yang di peragakan oleh boneka peraga. Di bagian tengah bangunan terdapat lapangan terbuka yang berisi panggung acara dan dikelilingi oleh 23 (dua puluh tiga) patung pahlawan nasional.
Secara periodik, Museum Keprajuritan Indonesia memiliki agenda tahunan yang diselenggarakan setiap bulan oktober setiap tahunnya. Agenda tersebut bertajuk Pawai Prajurit Tradisional yang diikuti oleh setiap Propinsi di Indonesia. Tujuan dari pawai tersebut adalah selain untuk menunjukan rangkaian serta budaya keprjuritan nusantara juga sebagai sarana komunikasi antar propinsi demi dan untuk persatuan dan kesatuan bangsa. Banyak sekali miniature-miniatur yang menunjukkan bagaimana kondisi prajurit memperjuangkan tanah kelahirannya. 
Pada masing-masig sisi ruangan terdapat lima sampai empat patung pahlawan yang telah diberi etalase.





Beberapa patung pemimpin perjuangan masing-masing pemimpin perjuangan di tampilkan pada halaman tengah museum.

 Untuk bisa menuju ke situs museum nasionalisme ini kita dapat menempuh berbagai macam akses, saat kami mengunjungi tempatnya kami mengendarai angkutan umum dan kendaraan pribadi 
Dengan mengendarai motor:
1. lewat Jln. Raya Bogor kearah Kampung Rambutan lalu lurus sampai underpass tol lalu belok kiri kearah pintu utama Taman Mini Indonesia Indah lalu cari Museum Keprajuritan di denah lokasi Taman Mini Indonesia Indah.
2. lewat kopassus arah Cjantung, setelah keluar Cijantung lurus ambil arah Kampung Rambutan lalu lurus sampai underpass tol lalu belok kiri kearah pintu utama Taman Mini Indonesia Indah lalu cari Museum Keprajuritan di denah lokasi Taman Mini Indonesia Indah.
Dengan kendaraan pribadi :
1. lewat Jln. Raya Bogor kearah Kampung Rambutan lalu lurus sampai underpass tol lalu belok kiri kearah pintu utama Taman Mini Indonesia Indah lalu cari Museum Keprajuritan di denah lokasi Taman Mini Indonesia Indah.
2. lewat kopassus arah Cjantung, setelah keluar Cijantung lurus ambil arah Kampung Rambutan lalu lurus sampai underpass tol lalu belok kiri kearah pintu utama Taman Mini Indonesia Indah lalu cari Museum Keprajuritan di denah lokasi Taman Mini Indonesia Indah.

menggunakan angkutan umum : 
1. Dari Kampus G/E/H naik D-11 kearah Jln. Margonda lalu naik T-19 kearah Taman Mini Indonesia Indah langsung dan cari lokasi Museum Keprajuritan di denah lokasi Taman Mini Indonesia Indah.
2. Dari Kampus G/E/H naik D-112 langsung kearah Kampung Rambutan lalu naik ojek ke Taman Mini Indonesia Indah dan cari denah lokasi Museum Keprajuritan di Taman Mini Indonesia Indah.

Namun sayang sekali dibalik kemegahaan sebuah gedung yang gagah dan banyak menyimpan kekurangan yang sangguh memilikan. Diantarannya sebagai berikut ;
1. banyaknya sampah yang dibuang sembarang 
2. terdapatnya coreta-coretan tangan jahil yang tak bertanggung jawab di dinding museum.
3. Adanya petugas museum yang asik dengan keperluan pribadi dan mengabaikan saat jam tugas berlangsung.
4. Tidak berjalannya berbagai sarana sebagai mestinya.
5. Kurang terawatnya bangunan museum dengan kebocoran berbagai loteng, sangat kotornya kaca-kaca pada museum.
Dari semua yang telah kami lihat di museum pertahanan Indonesia. Kami sedikit menyimpulkan bahwa dulu, semua orang di berbagai macam daerah  saling membantu dan berjuang untuk mendapatkan hal yang mereka inginkan, yaitu kebebasan atau kemerdekaan. Semua saling membantu di setiap daerah di Indonesia. Kami menyadari bahwa rasa nasionalisme dan kebersamaan dimasa sekarang telah jau berbeda. Sekarang banyak terjadinya perpecahan di setiap wilayah. Hampir semua orang mementingkan kepentingan pribadinya. Sehingga menggunakan semua cara untuk mendapatkan.
Tempat ini sangat dapat menimbulkan rasa nasionalisme bangsa karena di tempat ini kita mengetahui apa yang telah terjadi dimasa lalu. Bukti dimana semua orang bersama-sama menjaga hal yang sangat berarti, yaitu Indonesia.  
Sehingga seharusnya pada masa sekarang semua orang saling menjaga dan membantu seperti dulu agar Negara ini lebih maju seperti apa yang di harapkan oleh para pejuang terdahulu.




Tidak ada komentar :

Posting Komentar